BAB
II
PEMBAHASAN
A.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF
1.
Perlengkapan
Paragraf
Paragraph adalah suatu kesatuan ekspresi yang terdiri atas
seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk
menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kapada para pembaca. Berikut ini
adalah paragraph yang memiliki empat unsur seperti
:
a.
Paragraf
memiliki empat unsur
Susuna paragraph jenis ini terdiri
atas :
1.
Transisi
( berupa kata atau kalimat )
2.
Kalimat
Topik
3.
Kalimat
Pengembang
4.
Kalimat
Penegas
Contoh :
Sebaliknya, di
rumah, Pak Ali sering marah – marah. Sarapan pagi terlambat dihidangkan apalagi
dalam keadaan dingin ia langsung memukul-mukul meja makan sambil memaki-maki
pelayan dapur. Kamar tidur tidak bersih guliran pelayan kamar kena omelan. Bila
letak buku atau surat-surat berubah dari semula maka ia langsung menegur istri
atau anaknya. Kalau pekarangan dan mobil tidak bersih alamat pelayan taman kena
“semprotan”. Boleh dikatakan Pak Ali melampiaskan marahnya setiap ada yang
tidak beres dirumah.
b.
Paragraf
memiliki tiga unsure
Susunan jenis ini terdiri atas :
1.
Transisi
( berupa kata atau kalimat )
2.
Kalimat
Topik
3.
Kalimat
Pengembang[1]
Contoh :
Umumnya,
masyarakat Indonesia peramah. Hamper semua anggota masyarakat mau membantu bila
diminta. Tamu asing yang minta penjelasan tentang sesuatu akan dibantunya
dengan senang hati. Bertemu dengan siapa saja dijalan akan disapanyadenagn
sopan dan ramah. Mereka tidak pernah cemberut menghadapi tamu-tamunya.
Menghidangkan sesuatu kepada tamu pastilah dengan ucapan merendah disertai
senyuman.
Kemungkinan
susunan lain dari paragraph ini :
1.
Kalimat
Topik
2.
Kalimat
Pengembang
3.
Kalimat
Penegas
Contoh :
Sejak ayahnya
meninggal, tanggung jawab Amin semakin berat. Biaya hidup keluarga dibebankan
ke pundaknya. Penulusuran utang-piutang keluarga selama ini harus
diselesaikannya sendiri. Kelanjutan sekokah adik-adiknya harus ia pertahankan.
Pengelolaan Perusahaan Bata peninggalan ayahnya harus pula ia laksanakan.
Benar-benar Amin menjadi tumpuan harapan keluarga.
c.
Paragraph
memiliki dua unsur
Paragraph jenis ini terdiri atas:
1.
Kalimat
Topik
2.
Kalimat
Pengembang
Contoh :
Walaupun prestasi
PSSI di “Merdeka Games” semakin menanjak, akhirnya masuk kotak juga. Pada
pertandingan pertama melawan kesebelasan korea,PSSi kalah tipis 0-1. Biasanya
kekalahan melebihi satu. Pertandingan kedua melawan Australia, juara Zone
Oceania Pasifik,PSSI berbagi angka dengan Australia. Stand akhir 1-1.
Pertandingan ketiga melawan Kwait , juara pool Asia, kesebelasan Indonesia juga
tidak memalukan. Pertandingan berkesudahan 1-1. Pertandingan keempat melawan
tuan rumah, Malaysia. Dalam pertandinagn ini PSSI menyajikan permainan yang
kuat dan tangguh. Malaysia yang tergolong kesebelasan yang kuat di kawasan Asia
diserang habis-habisan oleh Kesebelasan PSSI. Hanya dewi fortuna saja yang
belum memihak PSSI sehingga pertandingan berkesudahan 1-1. Pertandingan kelima
dengan Marokko, berakhir dengan kekalahan bagi Indonesia 0-2. Kekalahna ini
menyebabkan Indonesia masuk kotak.
2.
Transisi
Transisi adalah
mata rantai penghubung antar paragraph. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan
pikiran dua paragraph yang berdekatan. Kata-kata transisional merupakan
petunjuk bagi pembaca ke arah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca
apakah suatu paragraph baru bergerak searah dengan ide pokok sebelumnya.
Transisi dibagi menjadi dua yaitu :
a.
Transisi
berupa kata
Alat penanda transisi berupa kata
dan kelompok kata sangat banyak dan berjenis-jenis. Pada garis besarnya alat
penanda transisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Penanda
hubungan kelanjutan,misalnya:
Dan serta
Lagi lagi pula
Tambahan
lagi
2.
Penanda
hubungan urutan waktu,misalnya:
Dahulu kini kemudian
Sekarang sebelum sementara
itu
Setelah sesudah sehari
kemudian
3.
Penanda
Klimaks
Paling
Se….nya
Ter …..
4.
Penanda
perbandingan ,misalnya :
Sama seperti
Ibarat bak
Bagaikan
5.
Penanda
kontras,misalnya:
Tetapi biarpun
Walaupun sebaliknya
6.
Penanda
urutan jarak
Disini disitu
Disana dekat
Jauh sebelah…..
7.
Penanda
ilustrasi
Umpama contoh
Misalnya
8.
Penanda
sebab – akibat
Karena sebab
Oleh karena akibatnya
9.
Penanda
kondisi (pengandaian)
Jika kalau
Jikalau andai kata
Seandainya
10.
Penanda
kesimpulan
Kesimpulan ringkasan
Garsa besarnya rangkuman
b.
Transisi
berupa Kalimat
Transisi jenis
kedua berupa kalimat yang lebih terkenal dengan istilah “LEAD-IN-SENTENCE”
(Kalimat Penuntun) berfungsi ganda yakni sebagai transisi dan sebagai pengantar
topic utama yang akan diperbincangkan
Kalimat
penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topic. Letaknya selalu
mendahului kalimat topic. Bila dalam suatu paragraph terdapat kalimat penuntun
sebagai transisi maka kalimat topic terdapat setelah kalimat peneuntun selesai[2].
3.
Kalimat
Topik
Kalimat topik ialah kalimat
yang mendasari sebuah paragraf dan mengandung pokok pikiran utama sebuah
paragraf. Namun harus disadari bahwa tidak semua paragraph harus menggunakan
kalimat topic. Paragraph narasi atau deskripsi menggunakan kalimat yang sama
kedudukannya tidak ada yang lebih utama. Oleh karena iru paragraph demikian
yang demikian tidak di haruskan menggunakan kalimat utama.
a.
Paragraf
tanpa kalimat Topik
Paragraph yang
terdiri dari bebrapa kalimat yang menyajikan pikiran yang setara, tidak ada
pikiran yang lebih utama dari yang lainny. Paragraph yang demikian meyajikan
kalimat-kalimat yang sama kedudukannya.
Contohnya :
Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku.
Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku.
b.
Kalimat topic dalam paragraph
Penentuan kalimat
topic dalam karangan yang terdiri beberapa paragraph dapat dilakukan secara
bervariasi. Penempatan dapat dilakukan pada awal, akhir, awal dan akhir maupun
tengah paragraph.
1.
Kalimat topic pada awal paragraph
Kalimat topic pada
awal paragraph pada umumnya berisi pikiran utam yang bersifat umum. Kalimat
selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus di sebut kalimat penjelas.
Isi kalimat berupa : penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan atau
rincian kalimat topic.
Contoh :
1.)Kasus suap dikalangan pemimpin
bangsa terulang. 2)Pada Rabu (Kompas,9/4/08) dini hari, Tim KPK menangkap
Al Amin Nasution, anggota DPR komisi IV disebuah hotel di Jakarta. 3) AN diduga
melakukan melakukan transaksi suap denagn Pemkab Bintan terkait dengan
pengalihan 73000 hektar hutan lindung di Bintan menjadi kawasan perkantoran. 4)
Dalam penggerebekan itu, KPK berhasil menyita uang tunai Rp 71 juta dari
kantong dan mobil AN sebagai uang muka dari suap yang seluruhnya senilai Rp 3
miliar.
2. Kalimat topic pada akhir paragraph
Paragraph diakhiri
kalimat topic dan diawali dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menyajikan
kasus khusus, contoh,penjelasan ,keterangan, atau analisis lebih dahulu.
Selanjutnya baru ditutup denagn kalimat topik.
Contoh :
1.) Dalam islam, suap atau
risywah memiliki sejarah cukup
panjang.2) Rosulullah SAW pernah mengangkat Ibnu al –Lautaibah sebagia petugas
pemungut zakat di Bani Sulaim. 3) Sepulang dari tugas, ia menghadap nabi
melaporkan tugasnya. Tanpa pretense apa-apa, Lutaibah barkata “Ini zakat yang
saya pungut dan ini hadiah yang diberikan kepada saya. 4)Apa reaksi nabi? “jika
apa yang kau lakukan itu benar, mengapa engkau tidak duduk saja di rumah ayah
ibumu sampai hadiah itu mendatangimu.?”.5) tanpa banyak bicara nabi lalu
berjalan menuju mimbar da berkhotbah untuk semuah jama’ah.6) “aku telah
tugaskan seorang dari kalian sebuah pekerjaan yang Allah Azza wa Jallah telah
pertanggung jawabkan kepadaku. 7) Demi Allah tidak boleh salah seorang dari
kalian mengambilnya tanpa hak , kecuali dia bertemu dengan Allah dengan membawa
(siksa dari) unta yang bersuara,atau sapi yang melenguh atau kambing yang
mengembik” kata Nabi.
3.Kalimat topic
pada awal dan akhir paragraph
Penalaran dari
kalimat topic ini intergrasi antara induktif-deduktif. Artinya kalimat topic
berada pada awal paragraph,dan juga pada akhir paragraph.
Contoh :
1)
Suap dan korupsi itu seperti
penyakit ditubuh kita yang terjadi ketika antibody gagal mengalahkan
infeksi kuman atau virus dari luar. 2) Antibody disebuah Negara atau perusahaan
berupa system pengawasan.3) Suap dan korupsi merupakan penyakit hati karena ia
muncul bersamaan dengan hilangnya kesadaran akan hadirnya Allah sebagai
“Waskat” (pengawasan melekat). 4) Itulah hati nurani. 5) karena itu cara
efektif memberantas suap atau korupsi adalah langsung pada sumber pokoknya
yakni, hati nurani.
4.
Kalimat topic pada tengah
paragraph
Contoh :
1)
Kita masih merasa sebagai
pengekspor minyak. 2) Keadaan makin tidak sehat karena subsidi telah
menimbulkan pemborosan sumber daya yang lumayan besar. 3) Yang menyedihkan,
pemborosan atas subsidi ini sebagian besar dilakukan olej jajaran pemerintah
karena mereka tidak membayar.4) Katika APBN didominasi subsidi,maka harga
tidak mecerminkan nilai ekonomisnya lagi sehingga nilai barang mengalami
undervalue.5) Akibatnya,pemborosan. Saat ini presiden SBY dan pemerintah
seperti sudah masuk perangkap penyakit subsidi. 6) Subsidi BBM saat ini tidak
mudah diturunkan karena resiko politiknya sangat berbahaya[3].
3.
Kalimat Pengembang
Sebagian besar
kalimat yang terdapat dalam suatu paragraph termasuk kalimat pengembang.
Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai
perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakekat ide pokok.
Pengembangan kalimat topic yang bersifat kronologis biasanya menyangkut
hubungan antara benda atau kejadian dengan waktu. Urutannya masa lalu-kini dan
masa yang akan datang.
Bila berhubungan
dengan jarak, urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat-lebih jauh-paling
jauh. Bila pengembangan berhubungan dengan sebab-akibat maka kemungkinan
urutannya sebab dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti akibatnya, atau
sebaliknya akibat dinyatakan pertama-tama baru kemudian dipaparkan sebabnya.
Sedangkan ,penyusunan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomor dimulai
dari kejadian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya[4].
4.
Kalimat Penegas
Kalimat penegas
adalah elemen paragraph yang keempat dan terakhir. Fungsi kalimat pengembang
ada dua. Pertama, sebagai pengulang atau penegas kembali topic. Kedua sebagai
daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan
kejemuan.
Kedudukan kalimat
penegas dalam suatu paragraph tidak bersifat mutlak. Ia ada jika pengarang
memerlukannya untuk menunjang kejelasan informasi. Dan tidak ada jika pengarang
menganggap kehadirannya tidak diperlukan[5].
B.
SYARAT PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf yang baik harus memenuhi dua
syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1. Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah[6].
1. Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah[6].
2.
Kepaduan paragraph
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Paragraf dikatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Untuk itu kepaduan ini dapat dibangun melalui cara repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan[7].
Seperti halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Paragraf dikatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Untuk itu kepaduan ini dapat dibangun melalui cara repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung dapat dimanfaatkan[7].
3. Ketuntasan
Ketuntasan atau
kesempurnaan dapat diwujudkan dengan berbagai hal, diantaranya
a.
Klasifikasi yaitu Pengelompokan
objek secara lengkap dan menyeluruh. Misalnya , besar dan kecil, pria dan
wanita. Pengelompokan yang lebih dari dua yaitu besar-sedang-kecil dll.
b.
Klasifikasi bahasan yaitu
kesempurnaan membahas materi menyeluruh dan utuh. Hal ini harus dilakukan
karena pembahasan yang tuntas akan menghasilkan simpulan yang salah, tidak
shahih, tidak valid.
4.Konsistensi Sudut Pandang
Sudut
pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangan. Pengarang sering
menggunakn sudut pandang “aku” seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Selain
itu biasanya juga menggunakan Dia atau Ia, sedang dalam karangan ilmiah
pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus
menggunakan secara konsisten dari awal hingga akhir.
5.
Keruntutan
Keruntutan
merupakan penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan
disajikan secara runtut. Dalam hal ini perlu adanya kesabaran agar tidak ada
pikiran penting yang terlewatkan, ketelitian yang tinggi dalam menghidupkan
gagasan ,data dan fakta. Ketekunan dalam menghimpun kata, kalimat, tanda baca,
paragraph. Gigih yaitu menulis secara berkelanjutan sampai tuntas[8].
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
A.
Unsur-Unsur
Paragraf
1.
Perlengkapan
Paragraf
a.
Paragraph
memiliki empat unsur
b.
Paragraph
memiliki tiga unsur
c.
Paragraph
memiliki dua unsur
2.
Transisis
a. Transisi
berupa kata
b. Transisi
berupa kalimat
3. Kalimat Topik
4. Kalimat Pengembang
5. Kalimat Penegas
B. Syarat Paragraf
Yang Baik
1. Kesatuan paragraph adalah jika seluruh
kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah.
2. Kepaduan paragraph adalah Paragraf
dikatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis
3. Ketuntasan dibagi menjadi dua ,yaitu :
a. Klasifikasi yaitu Pengelompokan objek
secara lengkap dan menyeluruh.
b. Klasifikasi bahasan yaitu kesempurnaan
membahas materi menyeluruh dan utuh.
4. Konsistensi Sudut Pandang adalah cara
penulis menempatkan diri dalam karangan
5. Keruntutan adalah Gagasan demi gagasan
disajikan secara runtut.
DAFTAR PUSTAKA
Mansurudin,susilo.2010.Mozaik
Bahasa Indonesia.Malang:UIN Maliki Press
Tarigam,Djago.1991.Membina
Ketrampilan Menulis Paragraf.Bandung:Angkasa Bandung
http://ye2couple.wordpress.com/2012/11/03/paragraf/
http://kumala-thekumalas.blogspot.com/2013/01/paragraf.html
[1]
DjagoTarigam.Membina
Ketrampilan Menulis Paragraf,(Bandung:Angkasa Bandung,1991),13-14
[2]
DjagoTarigam.Membina ……………,15-18
[3] Susilo
Mansurudin.Mozaik Bahasa Indonesia,(Malang:UIN Maliki Press,2010),127-131
[4] Djago Tarigam.Menulis…………….19
[5] Djago Tarigam.Menulis…………….20
[8] Susilo
Mansurudin.Mozaik…………..,137-140
1 komentar:
Makasih Atas Tambahan Materinya Semoga Bermanfaat.
Posting Komentar